Mesir dilanda keributan terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Sebelumnya, Turki juga sempat memanas dan memakan korban jiwa sebanyak
tujuh orang. Sejak lama, pemberontakan dan kerusuhan telah mewarnai
dunia politik dan pemerintahan banyak negara di seluruh dunia. Di antara
ratusan peristiwa yang terjadi, berikut tujuh pemberontakan dan
kerusuhan paling mematikan yang pernah terjadi sepanjang masa:
Dead: 30.000
Dunia politik di Konstantinopel yang saat itu dipimpin oleh Justinian I bisa terbilang sangat kacau. Golongan di dalamnya dibagi menjadi beberapa bagian yang dilihat berdasarkan tim olahraga yang mereka pilih. Dua tim yang dianggap paling penting adalah the Blues dan the Greens, yang selalu membuat kekacauan setelah pertandingan berakhir. Korban jiwa selalu berjatuhan dan pelaku pembunuhan ditangkap untuk dihukum mati. Hal ini akhirnya memicu sebuah kerusuhan besar yang terjadi selama seminggu ketika kedua kubu mulai membakar seluruh bagian kota Konstantinopel dengan jumlah korban jiwa mencapai puluhan ribu. Nika sendiri memiliki arti "taklukkan!" jika diterjemahkan secara harfiah. Kata-kata ini diteriakkan oleh para pelaku kerusuhan terbesar dalam sejarah tersebut.
Dead: 2.700 to 17.000
Indian National Congress (INC) dikabarkan memiliki andil besar dalam peristiwa buruk ini. Mereka dengan brutal membunuh para penganut aliran Sikhisme, tidak peduli pria, wanita bahkan kalangan anak-anak ikut menjadi korban dalam peristiwa berdarah ini. Pembasmian Anti-Sikh ini terjadi pada 31 Oktober hingga 3 November di Delhi dan beberapa kota di sekitarnya. Senjata seperti balok-balok besi hingga pisau digunakan para warga yang membenci aliran tersebut. Bensin ditumpahkan di rumah-rumah, sekolah dan segala jenis gedung yang menjadi tempat para penganut Sikhisme melakukan aktivitas sehari-hari. Bus dan kereta api dihentikan dan para penganut aliran tersebut ditarik keluar dan dibakar hidup-hidup. Pemerintah India mengatakan bahwa jumlah dari korban ini mencapai 2.700 jiwa, namun banyak pihak lain yang mengeluarkan angka lebih besar yang mencapai 17.000 ribu jiwa.
Dead: 5.600
Palestina saat itu mengalami masalah besar dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Arab Revolt ini: migrasi besar-besaran yang dilakukan kaum Yahudi ke tanah mereka didukung penuh oleh Inggris, yang saat itu mencium api perang yang disulut Jerman dan menginginkan minyak bangsa Arab. Well, target Hitler adalah Yahudi, sehingga dukungan diberikan oleh Inggris pada kaum Yahudi yang mencoba menguasai Palestina. Haj Amin al-Husseini yang memimpin grup bernama Arab Higher Committee mengajak kaum Palestina utuk memboikot produk milik kaum Yahudi, karena area yang mereka tinggali semakin besar di bawah pembelaan Inggris. Hal ini memicu panasnya suasana yang memuncak di tahun 1937 ketika kerusuhan yang terjadi mengakibatkan sekitar 10% dari seluruh populasi pria berusia 20-60 di Palestina terbunuh.
Dead: 2.326
Ada banyak cerita tentang peristiwa pemberontakan yang terjadi di Palestina pada okupasi yang dilakukan Israel, dan semua itu dimulai pada 8 Desember 1987 ketika tank milik Israel mengaku mengalami kecelakaan dan menabrak sekitar empat orang di Perbatasan Erez. Warga Palestina tidak percaya bahwa kejadian tersebut hanyalah sebuah kecelakaan, hingga akhirnya seorang pria Yahudi ditusuk hingga tewas di dekat lokasi kejadian tersebut. Dengan sejarah panjang permusuhan kubu Palestina dan Israel, kerusuhan dan pemberontakan akhirnya menyebar di banyak lokasi lainnya. Hal ini sebenarnya dipicu oleh usaha Israel yang mencoba menguasai tanah Palestina yang mereka klaim sebagai tanah suci kaum Yahudi bernama Jerusalem. Akhir dari kerusuhan panjang ini menghasilkan korban jiwa sebanyak 2.326 jiwa, termasuk di dalamnya adalah deretan pemimpin dari para pejuang Palestina.
Dead: 1.104
Sistem kepemimpinan Nicoalae Ceausescu yang tidak masuk akal membuat darah mayoritas rakyat Rumania mendidih. Aturan ekonomi yang ditetapkannya membuat banyak warga Rumania menjadi sangat miskin dan tidak memiliki harta apapun. Dengan alasan memperbaiki ekonomi Rumania, Ceausescu sendiri menghamburkan harta negara dengan mengadakan parade dan selebrasi untuk dirinya sendiri dan istrinya. Rakyat Rumania juga memiliki kekhawatiran lain dengan adanya sindikat polisi rahasia, dengan desas-desus bahwa negara tersebut akan diubah menjadi negara kepolisian. Hak berbicara dirampas, buku-buku dipenuhi sensor, banyak channel radio menghilang sehingga tidak ada sarana untuk bertukar pikiran antar masyarakat. Kemarahan rakyat akhirnya memuncak dan berakhir dengan kerusuhan berskala besar yang memakan korban hingga lebih dari seribu jiwa.
Dead: 1.000
Dikenal juga dengan nama Moscow Uprising, Copper Riot dipicu oleh fakta bahwa ekonomi Rusia terus menurun secara drastis. Peperangan yang terjadi antara Rusia dengan Swedia dan Polandia membuat kenaikan pajak di negara tersebut terus melonjak tinggi. Hal ini membuat pemerintah panik dan menerapkan sistem yang terbilang konyol seperti menyetarakan nilai uang tembaga dengan perak. Belum lagi menyebarnya rumor tentang beberapa kalangan pemerintah yang melakukan penggelapan uang dan aktivitas kotor lainnya sehingga membuat kalangan rakyat semakin marah. Pemberontakan tak bisa dihindari, hingga menyebabkan korban berjatuhan mencapai 1.000 jiwa.
Dead: 1.000
Bloody Sunday bisa dikatakan sebagai peristiwa yang paling memorable dan menyedihkan dalam daftar ini karena ketidakjelasan penyebabnya. Ribuan rakyat Rusia melakukan demonstrasi secara damai di jalanan untuk memberi petisi pada Czar Nicholas II yang saat itu memimpin sebagai emperor. Suasana menjadi ricuh ketika tiba-tiba polisi rahasia yang dikerahkan Czar muncul entah dari mana dan mulai menembaki para demonstran. Peristiwa ini masih terbilang tidak masuk akal, karena kesalahan para demonstran saat itu tidak diketahui secara jelas dan suasana berlangsung damai sebelum peristiwa itu terjadi
Nika Riots, Constantinople (532)
Dunia politik di Konstantinopel yang saat itu dipimpin oleh Justinian I bisa terbilang sangat kacau. Golongan di dalamnya dibagi menjadi beberapa bagian yang dilihat berdasarkan tim olahraga yang mereka pilih. Dua tim yang dianggap paling penting adalah the Blues dan the Greens, yang selalu membuat kekacauan setelah pertandingan berakhir. Korban jiwa selalu berjatuhan dan pelaku pembunuhan ditangkap untuk dihukum mati. Hal ini akhirnya memicu sebuah kerusuhan besar yang terjadi selama seminggu ketika kedua kubu mulai membakar seluruh bagian kota Konstantinopel dengan jumlah korban jiwa mencapai puluhan ribu. Nika sendiri memiliki arti "taklukkan!" jika diterjemahkan secara harfiah. Kata-kata ini diteriakkan oleh para pelaku kerusuhan terbesar dalam sejarah tersebut.
Anti-Sikh Riot, Delhi (1984)
Indian National Congress (INC) dikabarkan memiliki andil besar dalam peristiwa buruk ini. Mereka dengan brutal membunuh para penganut aliran Sikhisme, tidak peduli pria, wanita bahkan kalangan anak-anak ikut menjadi korban dalam peristiwa berdarah ini. Pembasmian Anti-Sikh ini terjadi pada 31 Oktober hingga 3 November di Delhi dan beberapa kota di sekitarnya. Senjata seperti balok-balok besi hingga pisau digunakan para warga yang membenci aliran tersebut. Bensin ditumpahkan di rumah-rumah, sekolah dan segala jenis gedung yang menjadi tempat para penganut Sikhisme melakukan aktivitas sehari-hari. Bus dan kereta api dihentikan dan para penganut aliran tersebut ditarik keluar dan dibakar hidup-hidup. Pemerintah India mengatakan bahwa jumlah dari korban ini mencapai 2.700 jiwa, namun banyak pihak lain yang mengeluarkan angka lebih besar yang mencapai 17.000 ribu jiwa.
Arab Revolt, Palestine (1936 - 1939)
Palestina saat itu mengalami masalah besar dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Arab Revolt ini: migrasi besar-besaran yang dilakukan kaum Yahudi ke tanah mereka didukung penuh oleh Inggris, yang saat itu mencium api perang yang disulut Jerman dan menginginkan minyak bangsa Arab. Well, target Hitler adalah Yahudi, sehingga dukungan diberikan oleh Inggris pada kaum Yahudi yang mencoba menguasai Palestina. Haj Amin al-Husseini yang memimpin grup bernama Arab Higher Committee mengajak kaum Palestina utuk memboikot produk milik kaum Yahudi, karena area yang mereka tinggali semakin besar di bawah pembelaan Inggris. Hal ini memicu panasnya suasana yang memuncak di tahun 1937 ketika kerusuhan yang terjadi mengakibatkan sekitar 10% dari seluruh populasi pria berusia 20-60 di Palestina terbunuh.
First Intifada, Palestine (1987 - 1993)
Ada banyak cerita tentang peristiwa pemberontakan yang terjadi di Palestina pada okupasi yang dilakukan Israel, dan semua itu dimulai pada 8 Desember 1987 ketika tank milik Israel mengaku mengalami kecelakaan dan menabrak sekitar empat orang di Perbatasan Erez. Warga Palestina tidak percaya bahwa kejadian tersebut hanyalah sebuah kecelakaan, hingga akhirnya seorang pria Yahudi ditusuk hingga tewas di dekat lokasi kejadian tersebut. Dengan sejarah panjang permusuhan kubu Palestina dan Israel, kerusuhan dan pemberontakan akhirnya menyebar di banyak lokasi lainnya. Hal ini sebenarnya dipicu oleh usaha Israel yang mencoba menguasai tanah Palestina yang mereka klaim sebagai tanah suci kaum Yahudi bernama Jerusalem. Akhir dari kerusuhan panjang ini menghasilkan korban jiwa sebanyak 2.326 jiwa, termasuk di dalamnya adalah deretan pemimpin dari para pejuang Palestina.
Romanian Revolution, Romania (1989)
Sistem kepemimpinan Nicoalae Ceausescu yang tidak masuk akal membuat darah mayoritas rakyat Rumania mendidih. Aturan ekonomi yang ditetapkannya membuat banyak warga Rumania menjadi sangat miskin dan tidak memiliki harta apapun. Dengan alasan memperbaiki ekonomi Rumania, Ceausescu sendiri menghamburkan harta negara dengan mengadakan parade dan selebrasi untuk dirinya sendiri dan istrinya. Rakyat Rumania juga memiliki kekhawatiran lain dengan adanya sindikat polisi rahasia, dengan desas-desus bahwa negara tersebut akan diubah menjadi negara kepolisian. Hak berbicara dirampas, buku-buku dipenuhi sensor, banyak channel radio menghilang sehingga tidak ada sarana untuk bertukar pikiran antar masyarakat. Kemarahan rakyat akhirnya memuncak dan berakhir dengan kerusuhan berskala besar yang memakan korban hingga lebih dari seribu jiwa.
Copper Riot, Moscow (1662)
Dikenal juga dengan nama Moscow Uprising, Copper Riot dipicu oleh fakta bahwa ekonomi Rusia terus menurun secara drastis. Peperangan yang terjadi antara Rusia dengan Swedia dan Polandia membuat kenaikan pajak di negara tersebut terus melonjak tinggi. Hal ini membuat pemerintah panik dan menerapkan sistem yang terbilang konyol seperti menyetarakan nilai uang tembaga dengan perak. Belum lagi menyebarnya rumor tentang beberapa kalangan pemerintah yang melakukan penggelapan uang dan aktivitas kotor lainnya sehingga membuat kalangan rakyat semakin marah. Pemberontakan tak bisa dihindari, hingga menyebabkan korban berjatuhan mencapai 1.000 jiwa.
Bloody Sunday, Russia (1905)
Bloody Sunday bisa dikatakan sebagai peristiwa yang paling memorable dan menyedihkan dalam daftar ini karena ketidakjelasan penyebabnya. Ribuan rakyat Rusia melakukan demonstrasi secara damai di jalanan untuk memberi petisi pada Czar Nicholas II yang saat itu memimpin sebagai emperor. Suasana menjadi ricuh ketika tiba-tiba polisi rahasia yang dikerahkan Czar muncul entah dari mana dan mulai menembaki para demonstran. Peristiwa ini masih terbilang tidak masuk akal, karena kesalahan para demonstran saat itu tidak diketahui secara jelas dan suasana berlangsung damai sebelum peristiwa itu terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar